Saat musik diperdengarkan semua orang akan merujuk pada imajinasi tentang
apa yang pernah mereka lihat di televisi dan internet, tentang keadaan tanpa
kontrol, tanpa kesadaran, menutup mata, seperti orang gila. Tentu saja ini bisa
menjadi sebuah candu jika disebarluaskan secara terus menerus dan di-cover oleh
siapa saja. Apakah Anda akan meniru dan menyebarkan video serupa dengan alasan
mengikuti tren? atau karena enjoy saja dalam melakukannya? Atau karena Anda
berusaha menyebarkan ‘pengaruh sesuatu’ untuk menghilangkan kendali fisik
manusia atas diri mereka sendiri? Terlalu banyak manipulasi dan konspirasi di
dunia kita belakangan ini. Saya tidak membahas hal tersebut, karena intinya
saya cukup terganggu dengan polah dan musik tersebut.
Banyak sudah kita melihat di televisi, satu sekolah mengalami kesurupan
oleh jin yang tentu tidak terlihat dan merupakan sosok-sosok di luar diri para
siswa tersebut. Di lain sisi dunia, sudah kita lihat juga bagaimana depresi,
halusinasi, dan represi bawah sadar sudah merusak mental para ‘tukang perang’
yang mengakibatkan banyak korban terbunuh oleh aksi pembunuhan massal, dengan
satu pelaku di Barat sana. Lalu apakah mungkin, hal kerasukan atau hal hilang
kontrol bisa terjadi pada keadaan di mana manusia memang sadar? Saya rasa bisa
saja, asalkan si manusia memang menghendaki dirinya hilang kontrol, atau
sengaja melepaskan diri dari keadaan di mana dia biasa mengontrol diri untuk
sesuai dengan keadaan, sesuai dengan etika, sesuai dengan normalnya manusia.
Mengingat tren Harlem Shake itu lagi, apa maksudnya? Kenapa saya justru was-was
melihat kekacauan mereka? Akankah itu akan mempopulerkan ekstasi lagi yang bisa
lebih membuat Harlem Shake mereka lebih aduhai? Ataukah yang lain?
Di sisi lain, kita sudah lama tidak menjaga keseimbangan dengan alam (kita
mengeksploitasinya), kita sudah tidak ramah dengan binatang (kian hari cara
kita mengonsumsi dan ‘memproduksi’ mereka untuk menjadi makanan kian di luar
kendali), dan kita tidak menjaga keseimbangan kita dengan fisik kita sendiri (kenikmatan
dan kepuasan materi mendorong pada hal-hal negatif). Kita perlu belajar lagi,
kenapa orang dahulu hanya bertukar menggunakan cangkang kerang? Apakah mereka
bodoh sehingga tidak menukar barang dengan hal yang lebih bernilai? Saya yakin
tidak, saya lebih merasa mereka melakukannya hanya sekedar formalitas karena
itu yang terbuang dari alam dan sudah tidak digunakan binatang untuk tinggal di
dalamnya. Mereka menjaga harmoni alam, hanya sekedar untuk kebutuhan mereka
saja.
Bangsa Indian tidak sadis seperti yang orang Barat sana katakan dalam
film-film koboi kuno mereka, mereka membunuhi Indian, siapa yang tidak membalas
kalau bangsanya dihabisi? Muncullah pencitraan yang mereka-reka. Indian hanya
satu contoh. Dan pendatang menyuguhkan modernitas, yang mengaitkan materialisme
di bawahnya, yang menarik eksploitasi alam dan binatang untuk mereka tukar
dengan emas, emas yang mereka tambang dengan merusak semuanya.
Banyak filosofi lama yang kita buang, kita kini memuja filosofi mengejar
kekayaan, atau kita lebih akan menyukai motivator yang bisa mengajari kita
seinstan mungkin jadi kaya. Karena kita sudah mencintai segala yang Instan.
Dalam kebutuhan mengejar kesenangan akan kekayaan, dahulu kita banyak
berinvestasi pada tanah, ladang. Lalu kita berinvestasi pada uang di bank. Lalu
kini, kesenangan sudah berangsur makin menciut, kesenangan adalah gadget, siapa
pun lebih suka membeli perangkat keras dengan layar sentuh terbaru dan akses
internet tanpa batas daripada mengurus tanah dan ditanami tanaman produktif,
jual saja itu semua (kepada entah siapa) cukup untuk beli rumah kecil dengan
prinsip sederhana, asalkan semua kebutuhan tercukupi (kebutuhan instan).
Saya tidak mengklaim, cara belajar generasi terkini makin surut, alias
semudah mencari di google dan wiki apa yang mereka belum tahu. Tapi cara mereka
bersenang-senang dengan menghilangkan kontrol diri terlihat sebagai sesuatu
yang ternikmati tanpa perlu narkoba yang mahal semuanya bisa fly bareng-bareng
dengan musik yang pas, musik yang bisa diunduh tanpa bayar. Unggah di youtube
dan semua akan meniru.
Seperti kebiasaan latah, tanpa kontrol juga karena kita membiasakan keadaan
diri kita demikian. Bisakah Anda membayangkan, jika benar latah (mis: “eh
copot. copot!”) sama seperti latahnya Harlem Shake? Bisakah lahir generasi
lebih baik? Atau yang paling sadis, dengan latah menjadi tanpa kontrol apa
jadinya jika mereka kita beri AK-47 dengan berisi amunisi penuh?
Apakah kegelisahan saya terlalu mengada-ada? Silakan lihat keadaan di
sekitar Anda.
Sumber :
http://sosbud.kompasiana.com/2013/03/01/harlem-shake-dan-kesurupan-massal-538302.html