Dari penakwilan Imran Hosein, dijelaskan bahwa Ya’juj dan Ma’juj secara
langsung atau tak langsung berperan dalam membantu kembalinya Bani
Israil ke Yerusalem setelah mereka berdiaspora. Menentukan apakah Ya’juj
dan Ma’juj itu sesungguhnya kaum yang kini menyebut dirinya se bagai
warga negara Israel yang menguasai Palestina, perlu pe nafsiran yang
lebih luas lagi dengan melihat peristiwa sejarah dari sejak zaman Nabi
hingga sekarang.
Ibn Katsir dalam kitab tafsirnya menyebut bahwa Ya’juj dan Ma’juj adalah
keturunan Adam, artinya mereka memang manusia, bukan makhluk lain.
“Mereka adalah keturunan dari Nuh melalui putranya Yafith (Japheth) yang
kemudian menjadi bapak dari bangsa Turki. Bangsa Turki inilah kaum yang
ditinggalkan di belakang tembok penghalang yang dibangun oleh
Zulkarnain,” tulis Ibn Katsir.
Bila merujuk Ibn Katsir, tentu kita tak bisa menyebut bahwa bangsa Turki
yang dimaksud adalah mereka yang kini menghuni ne gara Turki modern
karena Turki merupakan sebuah bangsa nomaden yang dahulu menghuni
wilayah yang sangat luas dari sekitar Laut Hitam sampai padang sabana di
Asia Tengah. Suku-suku Turki yang terkenal di antaranya adalah Hun yang
pernah menguasai Bulgaria dan pernah memorakporandakan Kekaisaran
Romawi, Pecheneg yang menguasai Eropa Timur, dan Khazar yang menguasai
wilayah Laut Hitam dan Kaukasia. Suku-suku Turki lainnya juga banyak
yang tinggal di wilayah timur meliputi Asia Tengah sampai Cina,
misalnya, suku Kimak dan Kipchak.
Raja Khazar Joseph Ben Aron dalam suratnya kepada Hasdai Ibn Shaprut,
sekretaris urusan luar negeri kekhalifahan di Kordoba, Spanyol, pernah
menyebut menge nai asal usul mereka. Dalam korespondensi yang terjadi
pada abad ke-10 itu, Joseph menyebut bahwa bangsa Turki merupakan ke
turunan dari Japheth putra Nuh, lewat putra Gomer, lalu putra Togarmah.
Menurut Joseph, dalam buku genealogi bangsanya, Togarmah punya 10 putra,
yaitu Ujur (Agior-Uyghur), Tauris (Tirosz), Avar (Avor), Uauz (Ugin-
Oghuz), Bizal (Bizel-Pecheneg), Tarna, Khazar, Janur (Zagur), Bulgar
(Balgor-Bulgar), dan Sawir (Szavvir/Szabir-Sabir).
Ibn Shaprut merupakan Yahudi Spanyol yang menjadi pejabat tinggi
kekhalifahan Umayyah. Dia berkirim surat kepada raja Khazar bukan tanpa
alasan karena saat itu Joseph memang memeluk agama Yahudi. Sejak abad
ke-9, ketika di bawah kepemimpinan Raja Bulan, suku Khazar memutuskan
untuk memeluk agama Yahudi. Saat itu, posisi mereka terjepit antara
Kekaisaran Romawi Timur di Konstantinopel yang memeluk agama Kristen dan
Kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad yang memeluk agama Islam. Sebagai
jalan tengah menghadapi dua ke kuatan raksasa itu, Raja Bulan akhirnya
memilih memeluk agam Yahudi diikuti seluruh penduduknya.
Berbagai teori sejarah menyebutkan bahwa suku Turki Kha zar inilah yang
akhirnya menye bar ke seluruh Eropa setelah kerajaan mereka runtuh pada
abad ke-12 di tangan Abbasiyah maupun kerajaan kerajaan asal Rusia.
Mereka kemudian membentuk komunitas Yahudi terbesar di luar keturunan
Israel.
Sumber :
http://nuurislami.blogspot.com/2012/08/fakta-baru.html#ixzz26PleTRKm
Sumber :
http://nuurislami.blogspot.com/2012/08/fakta-baru.html#ixzz26PleTRKm
0 komentar:
Posting Komentar